iklan responsive
Rasulullah SAW bersabda:
أصلي رأيتموني ا كما صلو
“Sholatlah kalian sebagaimana
kalian melihat aku sholat!” (HR. Baihaqi)
UMAT Islam diperintahkan untuk
mengikuti tata cara shalat seperti yang diajarkan Rasulullah SAW. Bukan hanya
gerakan dan bacaan, melainkan semua hal ikhwal shalat. Mulai dari niat dan takbir
hingga salam. Demikian juga bila terjadi kesalahan atau kekhilafan dalam
shalat.
Adakalanya di dalam shalat, seorang
muslim lupa jumlah rakaat yang sudah dikerjakannya. Nah, bagaimana jika begitu?
Sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu pernah menceritakan, suatu ketika Rasulullah SAW lupa jumlah rakaat
ketika shalat. Seusai shalat, beliau ditanya para sahabat, apakah ada perubahan
jumlah rakaat shalat?
Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, “Saya hanyalah manusia biasa. Saya bisa lupa sebagaimana kalian lupa.
Jika saya lupa, ingatkanlah saya. Jika kalian ragu tentang jumlah rakaat shalat
kalian, pilih yang paling meyakinkan, dan selesaikan shalatnya. Kemudian
lakukan sujud sahwi.” (HR. Bukhari & Muslim)
Begitulah tuntunan yang diajarkan
Rasulullah ketika lupa jumlah rakaat dalam shalat. Rasul memerintahkan untuk
melakukan sujud sahwi.
ip pub post x5 300×250
Apa itu sujud sahwi?
Apa itu sujud sahwi?
Kata sahwi artinya lupa. Disebut
sujud sahwi karena sujud ini dilakukan ketika lupa rakaat dalam shalat. Sujud
sahwi disyariatkan dalam rangka menutup kekurangan ketika shalat disebabkan
lupa.
Kondisi lupa semacam apa yang
menyebabkan seseorang dianjurkan untuk melakukan sujud sahwi?
Pertama, kekurangan jumlah rakaat.
Ketika terjadi kekurangan rakaat shalat dan baru sadar seusai shalat, maka
langsung menambahkan jumlah rakaatnya yang kurang lalu sujud sahwi setelah
salam.
ip post 8 rev
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami kami salah satu shalat siang, Zhuhur atau Ashar. Ketika pada rakaat kedua, beliau salam. Lalu beliau pergi ke sebatang pohon kurma di arah kiblat masjid. Sementara Di antara jamaah ada Abu Bakar dan Umar, namun keduanya takut berkomentar. Sementara jamaah yang punya urusan sudah keluar sambil mengatakan, ‘Shalatnya diqoshor.’ Hingga datag sahabat yang bergelar Dzul Yadain mendekat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, ‘Ya Rasulullah, apakah shalat diqashar ataukah anda lupa?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menengok ke kanan kirinya, ‘Betulkan apa yang dikatakan oleh Dzul Yadain?’ Jawab mereka, ‘Betul, Ya Rasulullah. Anda shalat hanya dua rakaat.’ Lalu beliau nambahi dua rakaat lagi sampai salam. Lalu beliau sujud sahwi dua kali, dipisah dengan duduk sebentar. (HR. Bukhari dan Muslim)
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami kami salah satu shalat siang, Zhuhur atau Ashar. Ketika pada rakaat kedua, beliau salam. Lalu beliau pergi ke sebatang pohon kurma di arah kiblat masjid. Sementara Di antara jamaah ada Abu Bakar dan Umar, namun keduanya takut berkomentar. Sementara jamaah yang punya urusan sudah keluar sambil mengatakan, ‘Shalatnya diqoshor.’ Hingga datag sahabat yang bergelar Dzul Yadain mendekat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, ‘Ya Rasulullah, apakah shalat diqashar ataukah anda lupa?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menengok ke kanan kirinya, ‘Betulkan apa yang dikatakan oleh Dzul Yadain?’ Jawab mereka, ‘Betul, Ya Rasulullah. Anda shalat hanya dua rakaat.’ Lalu beliau nambahi dua rakaat lagi sampai salam. Lalu beliau sujud sahwi dua kali, dipisah dengan duduk sebentar. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat yang lain, dari Imran
bin Hushain radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah mengimami shalat Asar lalu beliau salam pada raka’at ketiga.
Setelah itu beliau pulang. Seorang sahabat bernama al-Khirbaq menyusul beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam, memanggil, ‘Ya Rasulullah!’ Lalu dia menyebutkan
kejadian tadi. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali ke tempat imam
dan menanyakan, ‘Apakah benar yang dikatakan orang ini?’ Mereka menjawab, ‘Ya
benar’. Beliaupun menambahkan satu rakaat, hingga salam. Setelah itu beliau
melakukan sujud sahwi dengan dua kali. Kemudian beliau salam lagi.” (HR.
Muslim)
Kedua, kelebihan jumlah rakaat.
Ketika ada orang yang kelebihan jumlah rakaatnya, maka langsung sujud sahwi
setelah salam.
Sahabat Ibnu Mas’ud pernah
menceritakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat bersama
kami lima raka’at. Seusai shalat, kami bertanya, ‘Ya Rasulullah, apakah anda
menambah dalam shalat?’ Lalu beliau pun mengatakan, ‘Apa yang terjadi?’ Sahabat
menjawab, ‘Anda telah mengerjakan shalat lima raka’at.’ Lalu beliau bersabda,
‘Sesungguhnya aku hanyalah manusia semisal kalian. Aku bisa memiliki ingatan
yang baik sebagaimana kalian. Begitu pula aku bisa lupa sebagaimana kalian pun
demikian.’ Setelah itu beliau melakukan dua kali sujud sahwi.” (HR. Muslim)
Ketiga, meninggalkan tasyahud awal.
Meninggalkan tasyahud awal karena lupa. Ini ada 2 keadaan:
Pertama, dia baru teringat setelah
berdiri sempurna ke rakaat berikutnya. Dalam kondisi ini, dia tidak perlu turun
lagi, dan melanjutkan shalatnya sampai selesai. Kemudian nanti sujud sahwi
sebelum salam.
Kedua, dia teringat sebelum bangkit
ke rakaat berikutnya. Dalam kondisi ini dia langsung duduk tasyahud dan
melanjutkan shalat sampai selesai.
Sahabat al-Mughirah bin Syu’bah
radhiyallahu ‘anhu menceritakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah mengimami kami shalat dzuhur dan asar. Tiba-tiba beliau berdiri (lupa
tasyahud awal) lalu kami mengingatkan, ‘Subhanallah’. Beliaupun mengucapkan
‘Subhanallah’. Dan berisyarat dengan tangannya menuruh kami untuk berdiri. Lalu
kami berdiri ke rakaat ketiga. Ketika selesai tasyahud, beliau sujud sahwi
sebelum salam. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Apabila
kalian bangkit setelah mendapat 2 rakaat, dan belum berdiri sempurna maka
hendaknya dia kembali duduk tasyahud. Dan jika dia sudah berdiri sempurna, maka
jangan duduk, dan lakukan sujud sahwi dua kali.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Keempat, ragu jumlah rakaat. Ragu
mengenai jumlah rakaat ketika shalat ada 2 keadaan:
Pertama, orang yang ragu jumlah
rakaat dan dia bisa menentukan mana yang lebih meyakinkan.
Dalam keadaan ini, dia ambil yang
lebih meyakinkan, kemudian sujud sahwi setelah salam. Sebagaimana dinyatakan
dalam hadis dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Jika kalian ragu dengan jumlah rakaat ketika shalat, pilih
yang paling meyakinkan, dan selesaikan shalatnya, sampai salam. Kemudian
lakukan sujud sahwi dua kali.” (HR. Bukhari & Muslim)
Kedua, orang yang ragu jumlah
rakaat, dan dia sama sekali tidak bisa menentukan mana yang lebih meyakinkan.
Dalam keadaan ini, dia memilih yang lebih sedikit rakaatnya dan sujud sahwi
sebelum salam. Sebagaimana dinyatakan dalam hadis dari Abu Said al-Khudri
radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila
kalian ragu dalam shalatnya, dan tidak mengetahui berapa rakaat dia shalat,
tiga ataukah empat rakaat maka buanglah keraguan itu, dan ambilah yang yakin.
Kemudian sujudlah dua kali sebelum salam. Jika ternyata dia shalat lima rakaat,
maka sujudnya telah menggenapkan shalatnya. Lalu jika ternyata shalatnya memang
empat rakaat, maka sujudnya itu adalah sebagai penghinaan bagi setan.” (HR.
Muslim)
Jadi, dalam keadaan lupa rakaat
sekalipun, tetap ada solusinya, yaitu dengan melakukan sujud sahwi tersebut. []
SUMBER: CARASHOLAT.COM
ikalan saiz 250
iklan adnow
0 Response to "Terlupa Rakaat Dalam Solat? Lakukan INI"
Post a Comment