iklan responsive
Doa Istighfar Penghapus Dosa Terbesar
أَسْتَغْفِرُ
اللَّهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
Asataghfirullaah Laa Ilaaha Illaa HuwalHayyal
Qayyuma wa Atuubu Ilaihi
“Aku mohon ampun dan bertaubat kepada Allah yang
tiada tuhan (berhak disembah) kecuali hanya Dia, Dzat Maha hidup kekal dan
berdiri sendiri”
Sumber Doa
Dari Zaid bin Haritsah –maula Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wasallam- berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda:
مَنْ
قَالَ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ
إِلَيْهِ غُفِرَ لَهُ وَإِنْ كَانَ قَدْ فَرَّ مِنْ الزَّحْفِ
“Siapa yang membaca Asataghfirullaah Laa Ilaaha
Illaa HuwalHayyal Qayyuma wa Atuubu Ilaihi maka akan diampuni dosanya walaupun
ia pernah lari dari medan perang.” (HR. Abu Dawud, Al-Tirmidzi, al-Thabrani,
Al-Hakim dan Ibnu Abi Syaibah. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani Rahimahullah
di Shahih Abi Dawud dan Shahih al-Tirmidzi)
Terdapat tambahan dalam sebagian riwayat –seperti
dalam Sunan Al-Tirmidzi & al-Hakim-, “Astaghfirullah Al-‘Adzim”.
Tempat Khusus Membacanya?
Telah datang beberapa riwayat yang menerangkan
tempat khusus untuk membaca doa istighfar ini, seperti sesudah shalat, bangun
tidur, dan di pagi hari Jum’at. Namun tak satupun dari keterangan-keterangan
tersebut yang shahih sehingga tidak bisa diamalkan dengan kekhususannya
tersebut.
Ada hadits yang berstatus maqbul –sebagian ulama
menghasankannya dan sebagian lain menshahihkannya- menyebutkan istighfar
tersebut tanpa mengaitkannya dengan waktu-waktu tertentu. Bisa dibaca pada
waktu yang bebas tanpa mengkhususkannya dengan waktu dan tempat.
Al-Hakim mengeluarkannya dalam Mustadraknya dari
hadits Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ
قَالَ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ
إِلَيْهِ ثَلَاثًا غُفِرَتْ ذُنُوْبُهُ وَإِنْ كَانَ قَدْ فَارًّا مِنْ الزَّحْفِ
“Siapa yang membaca Asataghfirullaah Alladzii Laa
Ilaaha Illaa HuwalHayyal Qayyuma wa Atuubu Ilaihi maka diampuni dosa-dosanya
walaupun ia pernah lari dari medan perang.” (HR. Al-Hakim, beliau berkata: “ini
adalah hadits shahih sesuai syarat Muslim namun Al-Bukhari dan Muslim tidak
mengeluarkannya.” Hadits ini juga dikeluarkan oleh Al-Thabrani dalam Al-Mu’jam
Al-Kabir, no. 8541. Abu Nu’aim meriwayatkan yang serupa dalam Akhbar Ashbahan
dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu)
Keutamaannya
Doa ini mengandung istighfar (permohonan ampunan)
yang sangat agung dan memakai wasilah (sarana) yang sangat mulia dengan
menyebut nama-nama Allah yang Maha Indah –Allah, Al-Adzim, Al-Hayyu, dan
Al-Qayyum-, ikrar akan uluhiyah Allah dan tekad bertaubat saat itu juga.
Astaghfirullah memiliki makna meminta ampunan kepada
Allah, memohon agar Allah menutupi dosa-dosanya, dan tidak menghukumnya atas
dosa-dosa tersebut.
Disebut kalimat tauhid setelah kalimat “Aku meminta
ampun kepada Allah” memberikan makna bahwa hamba tersebut mengakui kewajibannya
untuk ibadah kepada Allah semata yang itu menjadi hak Allah Subhanahu Wa
Ta’ala. Ini menuntut agar orang yang beristighfar untuk membuktikan ubudiyahnya
kepada Allah dengan mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Al-Hayyul Qayyum: dua nama Allah yang agung ini
disebut sesudahnya memiliki kaitan dengan permintaan ampunan karena semua nama
Allah dan sifat-Nya yang Maha tinggi yang Dzatiyah dan Fi’liyah kembali kepada
keduanya. Sifat Dzatiyah merujuk kepada nama Al-Hayyu (Maha hidup kekal).
Sedangkan sifat fi’liyah kembali kepada nama Al-Qayyum (Tegak berdiri sendiri
dan mengurusi semua makhluk-Nya)
Ditutup doa tersebut dengan Waatubu Ilaihi (Aku
bertaubat kepada-Nya) mengandung keinginan kuat dari hamba untuk bertaubat
(kembali) kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala. Karenanya jika hamba mengucapkan
kalimat ini hendaknya ia jujur dalam melafadzkannya pada dzahir & batinnya.
Jika ia dusta, dikhawatirkan ia tertimpa kemurkaan Allah. (Lihat al-Fuuthaat
al-Rabbaniyah: 3/701)
Allah siapkan balasan terbaik untuknya, yakni
ampunan untuknya sehingga dihapuskan dosa-dosanya, ditutupi aib-aibnya,
dilapangkan rizkinya, dijaga fisiknya, dipelihara hartanya, mendapat kucuran
barakah, semakin meningkat kualitas agamanya, menjapatkan jaminan keamanan di
dunia dan akhirat, dan mendapat keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Dosa yang akan diampuni dengan doa istighfar ini
bukan hanya dosa-dosa kecil, tapi juga dosa besar. Bahkan dosa yang terkategori
min akbaril dzunub (dosa paling besar), yaitu lari dari medan perang, “. . .
walaupun ia pernah lari dari medan perang.”
Lari dari medan perang adalah lari meninggalkan
medan jihad fi sabilillah saat berkecamuk peperangan melawan orang kafir. Ini
menunjukkan bahwa melalui doa istighfar yang agung ini Allah akan mengampuni
dosa-dosa terbesar yang tidak memiliki konsekuensi hukuman jiwa dan harta
seperti lari dari medan perang dan dosa-dosa semisalnya. Jika hamba mengucapkan
doa di atas dengan ikhlash, jujur, memahami makna-maknanya; niscaya ia akan
mendapatkan kabar gembira maghfirah yang agung ini.
Penutup
Setiap diri kita dipenuhi dosa dan kesalahan; bisa
berupa tidak menunaikan kesyukuran, tidak menunaikan perintahnya, tidak
meninggalkan larangan-Nya, menyia-nyiakan kesempatan yang dibeirkan-Nya, lalai
dari mengingat-Nya, dan sebagainya. Dosa-dosa tersebut akan membuat sesak dada,
menghilangkan keberkahan hidup, mempersempit rizki, membuat berat menjalankan
ketaatan, menjadi sebab datangnya berbagai kesulitan, dan di akhirat menjadi
sebab kegelapan dan kesengsaraan. Karenanya setiap kita membutuhkan ampunan
Allah setiap saat. Doa istighfar ini menjadi salah satu alternatif dan saranan
meraih ampunan-Nya. Wallahu A’lam.
ikalan saiz 250
iklan adnow
0 Response to "SUBHANALLAH.. Inilah Doa Istighfar Penghapus Dosa Dosa Besar.."
Post a Comment